Secara umum, perusahaan besar ataupun perusahaan kecil memiliki tujuan utama perusahaan. Tujuan utama perusahaan yaitu bagaimana memaksimalkan laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan jangka panjang serta kesinambungan operasional perusahaan. Sehingga, perusahaan mampu berkembang menjadi perusahaan yang besar dan bertumbuh dalam jangka waktu yang panjang demi kesuksesan perusahaan dalam bisnisnya.
Kesuksesan perusahaan hanya bisa dicapai melalui pengelolahan yang baik, khususnya pengelolahan manajemen keuangan sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam mengelola manajemen keuangan, khususnya mengenai piutang dagang, perlu direncanakan dan menentukan strategi pengelolaan yang baik.
Pengertian Piutang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian piutang adalah tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan.
Dalam istilah akuntansi, piutang kerap disebut dengan AR. Istilah ini berasal dari kata “Account Receiveable”, terjemahan kata piutang dalam bahasa inggris. Pengertian piutang sendiri bisa diterjemahkan sebagai salah satu jenis dari transaksi akuntansi yang memiliki pengertian penagihan kepada konsumen yang telah berutang.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian piutang adalah hak milik kita yang masih ada di tangan orang atau pihak lain, baik berupa uang atau penjualan yang belum dibayar lunas.
Pengertian Piutang Menurut para Ahli
- Soemarso (2004:338)
Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. - Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151)
Piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang. - Rusdi Akbar (2004:199)
Pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu. - Enny pudjiastuti (2004;117)
Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksi secara kredit. - Martono dan Harjito (2007 : 95)
Piutang dagang (account receivable) merupakan “tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan”. - Warren Reeve dan Fess (2005:404)
Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya - Horne (2005 : 258)
Piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit. - Mohammad Muslich (2003:109)
Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan.
Ciri-ciri Piutang
Bagaimana suatu transaksi bisa masuk dalam kategori piutang? Berikut ciri-ciri dari piutang atau karakter suatu transaksi sehingga bisa dikategorikan sebagai piutang:
1. Memiliki Nilai Jatuh Tempo
Nilai jatuh tempo adalah penjumlahan dari nilai transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit tak hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu untuk membayar barang tersebut dengan tempo.
2. Memiliki Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. Apabila berumur harian, maka wajib dilakukan perhitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.
3. Terdapat Bunga yang Berlaku
Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga dibayar sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan atau kompensasi bagi penjual atas periode waktu pelunasan kredit tersebut.
Jenis-jenis Piutang
- Piutang Usaha (Account Receivable)
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan. - Wesel Tagih (Notes Receivable)
Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account). - Piutang Lain-Lain (Other Receivable)
Piutang lain-lain mencakup selain piutang dagang. Contohnya piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di neraca.
Pengelolaan Piutang
Secara umum, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Meminimalisir terjadinya piutang tak tertagih merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh setiap manajemen perusahaan karena untuk membantu kelancaran operasional perusahaan,
Untuk itu, pengelolaan piutang memerlukan perencanaan yang matang. Mulai dari penjualan kredit yang menimbulkan piutang sampai menjadi kas. Piutang yang terlalu besar bisa menimbulkan kecil atau lambatnya perputaran modal kerja, Sehingga, semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Akibatnya, semakin kecilnya kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.
Kebijakan Kredit
Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan penjualan kredit memerlukan pedoman dalam menentukan kepada siapa akan memberikan kredit dan berapa jumlah kredit tersebut. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya mementingkan penentuan standar kredit yang diberikan, tetapi juga penetapan standar kredit tersebut dalam membuat keputusan-keputusan kredit.
Administrasi Piutang
Peningkatan piutang yang diiringi oleh meningkatnya piutang tak tertagih perlu mendapat perhatian. Untuk itu, sebelum suatu perusahaan memutuskan melakukan penjualan kredit, maka terlebih dahulu diperhitungkan strategi pengelolaan piutang dengan baik untuk mencegah terjadinya piutang tak tertagih. Oleh karena itu, pengendalian terhadap piutang merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan oleh perusahaan.
Sistem pengendalian piutang yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan secara kredit. Demikian pula sebaliknya, kelalaian dalam pengendalian piutang bisa berakibat fatal bagi perusahaan. Misalnya, banyak piutang yang tak tertagih karena lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang.
Manajemen piutang dapat dikatakan efektif apabila administrasi piutang dan sistem pengendaliannya disusun secara teratur dan terarah. Hal ini mengakibatkan seluruh piutang dapat diketahui dan dikontrol dengan baik, sehingga penyelewengan atau kebocoran dana khususnya dalam hal ini dana piutang dapat dihindari atau diminimalkan. Selain itu, juga dapat mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada pelanggan khususnya pelanggan kredit sehingga menjadi daya tarik sendiri yang dimiliki perusahaan