fbpx

Konsep Dasar Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan komponen biaya yang paling besar. Bila perusahaan dapat memanfaatkan biaya produksinya dengan efisien, hal ini merupakan salah satu keunggulan penting.

Dalam mencapai efisiensi penggunaan biaya produksi ini, diperlukan perencanaan biaya yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka, dalam pengertian mampu menyesuaikan diri terhadap ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada.

Salah satu bentuk perencanaan adalah anggaran. Anggaran sebagai alat perencanaan serta pengendalian jangka pendek, merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang. Terdapat beberapa jenis anggaran, salah satunya anggaran biaya produksi yang merupakan salah satu alat yang dapat digunakan perusahaan dalam merencanakan biayanya. Dalam menyusun anggaran biaya produksi ini, sebelumnya harus ditentukan dahulu sasaran perusahaan, kemudian dapat dilakukan estimasi biaya untuk mencapai sasaran tersebut.

Konsep Dasar Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan segala pengorbanan yang bersifat ekonomis untuk menghasilkan produk, dalam rangka untuk mendapatkan laba/keuntungan yang diinginkan.

Nafarin (2004:383) mengemukakan, “biaya perusahaan adalah biaya yang terjadi di perusahaan periode sekarang, terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead proyek ditambah persediaan barang dalam proses awal”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, konsep dasar biaya produksi yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

Unsur Utama Biaya Produksi

Biaya produksi memiliki 3 unsur utama, yaitu:

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan baku langsung adalah biaya dari bahan yang membentuk bagian integral dari produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah tempurung kelapa yang digunakan untuk membuat arang. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku langsung.

Karakteristik biaya bahan baku langsung yaitu:

  • Mudah dilihat, diidentifikasi dan diukur dengan jelas
  • Dapat ditelusuri, baik fisik maupun nilainya dalam produk yang dihasilkan

Untuk memperoleh bahan baku terdapat dua cara, yaitu dengan cara membeli dari luar atau mengolah sendiri.

Apabila bahan baku diperoleh melalui pembelian, maka harga faktur pemasok dan beban transportasi adalah biaya pembelian yang paling tampak. Sedangkan biaya yang tidak terlalu tampak adalah biaya yang dapat disebut biaya akuisisi. Biaya akuisisi yaitu biaya yang melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi.

Jika bahan baku diperoleh melalui pengolahan sendiri, maka biaya untuk mengolah bahan tersebut yang dijadikan perhitungan biaya bahan baku untuk proses selanjutnya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya dari tenaga kerja yang melakukan konveksi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Dengan kata lain, tenaga kerja langsung ini berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan proses produksi. Sehingga, apabila tenaga kerja langsung ini berhenti, proses produksinya juga akan terhenti.

Identifikasi dari penggunaan tenaga kerja langsung biasanya dinyatakan dalam berapa jam tenaga kerja langsung yang dipakai untuk mengerjakan satu unit barang jadi. Sedangkan jam yang dapat dipakai dapat dinyatakan dalam jam tenaga kerja atau jam mesin.

Biaya upah langsung, terdiri dari:

  • Gaji pokok (original wages)
  • Uang lembur (overtime)
  • Bonus (incentive)

3. Biaya Overhead Proyek

Biaya overhead perusahaan merupakan semua biaya-biaya dalam proses produksi selain dari bahan baku dan upah langsung. Konsep dasar biaya ini sering juga disebut biaya tidak langsung, karena biaya-biaya ini tidak dapat secara mudah didefinisikan secara fisik pada hasil produksi.

Overhead perusahaan disebut juga dengan beban perusahaan, biaya perusahaan atau manufacturing overhead. Biaya overhead perusahaan dibebankan pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.

Matz dan Usry (2004:17) mendefinisikan biaya overhead perusahaan sebagai berikut: “Biaya overhead pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya perusahaan lain yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan hasil produksi”.

Overhead dibebankan pada pekerjaan yang dilaksanakan setelah biaya-biaya bahan langsung dan buruh langsung dicatat. Bila jam kerja buruh langsung juga diberikan kepada departemen atau seksi biaya, karena maksud digunakannya perkiraan overhead yang dibebankan yaitu untuk dapat memisahkan antara biaya yang dibebankan dengan biaya yang sebenarnya.

Ciri-ciri Biaya Overhead

Adapun ciri-ciri yang membedakan biaya overhead proyek dengan biaya bahan baku langsung yaitu menyangkut hubungan antara biaya overhead proyek dengan barang dan volume produksi.

Overhead proyek merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya surat permintaan barang untuk bahan baku tidak langsung maupun kartu jam kerja tidak langsung. Oleh karena itu, biaya overhead proyek ini sukar didefinisikan secara fisik.

Pada dasarnya biaya overhead proyek juga dikatakan sebagai biaya umum. Karena, semua biaya yang dikeluarkan untuk hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya umum terdiri dari gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai/staf yang bertugas dibagian umum; gaji karyawan dan biaya sosial; biaya lingkungan; pemeliharaan bangunan rumah; pemeliharaan bangunan perusahaan; mesin; pemeliharaan jalan; iuran dan sumbangan; biaya pembangkit listrik; pajak; biaya lain-lain.

Kelompok Biaya Overhead

Biaya overhead proyek dibagi tiga kelompok menurut sifatnya, yaitu:

a. Biaya Overhead Proyek Variabel

Total biaya overhead proyek variabel adalah biaya yang berubah-ubah sebanding dengan unit yang diproduksi. Yaitu, semakin besar unit yang diproduksi, semakin tinggi total biaya variabel. Biaya variabel per unit tetap konstan walaupun produksi berubah. Contoh dari biaya overhead proyek variabel adalah bahan tidak langsung dan upah buruh tidak langsung.

b. Biaya Overhead Tetap

Total biaya overhead proyek tetap adalah jumlahnya konstan, tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil tertentu. Contoh biaya overhead tetap adalah pajak real estate dan sewa gedung pabrik.

c. Biaya Overhead Semi Variabel

Biaya overhead proyek semi variabel adalah biaya yang sifatnya semua tidak tetap dan juga semuanya tidak variabel, tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Jenis biaya overhead semi variabel ini akhirnya harus dipisahkan ke komponen biaya tetap atau biaya variabel untuk keperluan perencanaan dan pengendalian. Contoh biaya semi variabel adalah biaya listrik dan air.

Biaya overhead proyek tidak digunakan seluruhnya pada suatu periode. Oleh karena itu, perlu estimasi biaya overhead proyek dan tarif untuk membebankan biaya overhead proyek ke masing-masing pekerjaan atau ke setiap unit yang dihasilkan oleh masing-masing departemen atau seksi.

Perancang Website - Desainer Developer Situs Web

M.Rusdi

M. Rusdi. Pemilik situs Rusdi.Website. Founder dan Perancang Situs Web (Web Designer) Lokal Web Designer di Kota Makassar. Terima kasih telah berkunjung ke website kami. Semoga Anda mendapatkan informasi yang Anda cari. Salam hangat dari Kota Makassar.

Kembali ke atas

You cannot copy content of this page