Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pengertian Hoaks ialah mengandung makna informasi atau berita bohong, berita tidak bersumber.
Hoaks – Hoax (baca: hoks) ialah sebuah pernyataan yang disampaikan oleh satu orang atau beberapa orang (kelompok) – baik secara lisan, tulisan, ataupun perantara – sebagai informasi palsu. Informasi bohong tersebut tidak memiliki kebenaran yang mutlak, namun kebanyakan orang langsung dengan mudah mempercayainya.
Dengan kata lain, hoax diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Pengertian Hoaks
Pengertian Hoaks ialah informasi palsu, berita bohong.
Seseorang atau kelompok orang memberikan suatu pernyataan yang dibuat-buat tanpa memikirkan hal tersebut bisa saja menyebar dengan cepat. Sengaja ataupun tidak disengaja, hal tersebut bisa saja membahayakan. Resiko yang bisa terjadi bukan hanya membahayakan diri satu orang namun juga membahayakan diri beberapa orang.
Berikut ini ialah Pengertian Hoaks dikutip dari situs Gramedia (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hoaks/)
1. Menurut KBBI
Menurut KBBI, hoaks adalah sebuah informasi bohong. Para pelaku penyebaran hoaks mengumpulkan berita yang lalu lala di banyak milis.
2. Menurut Septiaji Eko Nugroho
Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Fitnah, Septiaji Eko Nugroho menjelaskan bahwa hoaks adalah sebuah informasi yang direkayasa. Informasi tersebut dibuat untuk menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Selain itu, hoaks juga merupakan upaya untuk memutar balikan fakta. Fakta tersebut akan diganti dengan informasi-informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Lebih lanjut, Septiaji mengartikan bahwa hoaks adalah tindakan mengaburkan sebuah informasi yang benar. Caranya yaitu dengan membanjiri suatu media, melalui pesan-pesan yang salah. Hal tersebut mengakibatkan pesan yang benar akan tertutupi.
3. Menurut Profesor Muhammad Alwi Dahlan
Ahli komunikasi dari Universitas Indonesia, Profesor Muhammad Alwi Dahlan yang juga merupakan mantan Menteri Penerangan mengungkapkan pendapatnya mengenai hoaks dan berita bohong biasa. Letak perbedaan diantara keduanya yaitu hoaks adalah sebuah sesuatu yang disengaja atau sudah direncanakan.
Menurutnya hoaks adalah manipulasi berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan untuk memberikan pengakuan atau pemahaman yang salah. Di dalam berita hoaks terdapat penyelewengan fakta yang membuatnya menjadi menarik perhatian. Sesuai dengan tujuannya, untuk mendapat perhatian.
Sebenarnya hoaks bukan hal baru di Indonesia. sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan sebelum ada internet. Orang zaman dahulu mengenal istilah surat kaleng. Beberapa orang mengatakan bahwa surat kaleng adalah surat yang diterima tanpa diketahui pengirimnya. Surat kaleng berisi hal-hal penting yang hendak disampaikan.
Namun beberapa lainnya mengatakan bahwa surat kaleng adalah surat yang digunakan untuk menyebar berita bohong. Hoaks semakin menemukan tempat untuk tinggal, seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi. Tidak adanya keterbatasan internet menjadi pemicu utama dalam penyebaran berita hoaks.
Jenis-jenis Hoaks
Banyak sekali informasi yang bis akita dapatkan. Akan tetapi, perlu adanya ketelitian sebelum menerimanya. Jangan sampai tertipu oleh informasi yang banyak didapat oleh orang lain. Berikut ini adalah jenis-jenis hoaks yang banyak beredar, yaitu:
1. Satire atau parodi
Satire atau prodi adalah sebuah konten yang memang sengaja dibuat seseorang. Konten-konten jenis ini banyak digunakan untuk menyindir pihak tertentu. Selain itu, konten-konten jenis satire ini juga dibuat sebagai suatu bentuk kritik. Kritik yang disampaikan bisa dalam hubungan personal, kelompok dalam kelompok, maupun untuk mengkritik isu yang banyak terjadi di tengah masyarakat.
Konten satire sebenarnya belum sepenuhnya dapat dikatakan konten yang berbahaya. Konten satire ini juga biasanya tidak berpotensi memiliki unsur kejahatan. Akan tetapi, tetap saja konten-konten seperti ini masih banyak mengecoh masyarakat.
Banyak masyarakat yang serius menanggapi konten tersebut. Hal yang mengkhawatirkan lainnya, jika isi konten yang disampaikan juga hal-hal yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat yang menonton secara langsung bisa saja percaya. Ini juga akan menjadi berita hoaks.
2. Misleading content (konten menyesatkan)
Misleading content atau konten yang menyesatkan juga kerap dibuat secara sengaja. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu. Hal-hal yang diangkat dalam konten tersebut juga dapat menyangkut satu orang maupun banyak orang. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menggiring opini masyarakat.
Konten menyesatkan atau misleading content dibuat dengan memanfaatkan informasi asli. Informasi-informasi itu bisa saja berupa pernyataan resmi, gambar atau foto, statistic dan lain-lain. Informasi tersebut akan diedit sedemikian rupa, sehingga informasi dengan konten yang akan dibuat tidak memiliki hubungan.
3. Imposter content (konten tiruan)
Imposter content adalah konten tiruan. Informasi yang ada di konten-konten jenis ini biasanya diambil dari informasi yang benar. Contohnya seperti mengutip pernyataan tokoh yang terkenal atau berpengaruh. Konten jenis ini tidak hanya dibuat untuk pribadi. Banyak konten-konten jenis ini yang dibuat untuk mempromosikan sesuatu.
Konten ini dibuat untuk menipu. Melalui konten serupa dengan aslinya, para penipu akan membuat konten yang mirip. Contohnya seperti layanan suatu aplikasi. Banyak orang yang mengatasnamakan sebuah aplikasi untuk menipu. Mengikuti format penulisan hingga sapaan.
4. Fabricated Content (konten palsu)
Jenis hoaks selanjutnya yaitu Fabricated content atau konten palsu. Konten hoaks yang satu ini adalah jenis konten yang sangat berbahaya. Konten ini dibuat untuk menipu orang-orang. Banyak juga yang dirugikan karena adanya konten palsu seperti ini.
Informasi-informasi yang ada juga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Fakta yang ada dalam informasi itu tidak benar. Contoh yang sering terjadi dalam jenis konten ini adalah informasi lowongan kerja. Mengatasnamakan suatu perusahaan atau lembaga, informasi lowongan kerja dibuat sampai mirip dengan aslinya.
5. False connection (koneksi yang salah)
False connection atau salah koneksi, konten jenis ini juga banyak ditemukan di media sosial. Contoh yang sering ditemukan adalah perbedaan antara isi konten, judul konten, hingga gambar konten. Konten-konten ini sengaja dibuat untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
6. False context (konteks keliru)
False context adalah konten yang keliru. Dikatakan keliru karena memuat informasi yang tidak benar. Contoh konten-konten seperti ini berisi sebuah pernyataan, video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kemudian kejadian itu ditulis ulang dan tidak disesuaikan dengan fakta sebenarnya.
7. Manipulated content (konten manipulasi)
Konten manipulasi adalah sebuah konten yang sudah diedit. Konten-konten tersebut akan diedit sehingga tidak sesuai dengan konten aslinya. Konten-konten jenis ini dibuat untuk mengecoh para masyarakat yang membacanya. Kejadian seperti ini banyak dialami oleh media-media besar. Konten yang mereka buat akan diedit atau disunting oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Sumber Referensi: Pengertian Hoaks: Sejarah, Jenis, Contoh, Penyebab dan Cara Menghindarinya (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hoaks/)
Cek Kebenaran suatu Informasi
Untuk mengecek apakah Informasi yang Anda terima termasuk Hoaks, Anda bisa membuka halaman website Kominfo (https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks) dan mengecek kebenaran informasi tersebut.