Didunia yang serba cepat dan modern ini, terkadang masih ada sebagian dari manusia yang bikin stress dan berpikir berapa rezeki saya besok pagi. Berapa sih rezeki saya pekan depan? Berapa sih rezeki saya bulan depan, 2 bulan depan, tahun depan, dan seterusnya? Sampai-sampai mereka lupa untuk bersyukur. Mereka lupa akan rezeki yang mereka terima hari ini.
Manusia lupa untuk bersyukur. Mereka lupa siapa yang memberikan rezeki. Mereka hanya berpikir berapa rezeki hari ini? Apa yang saya peroleh hari ini? Padahal kunci syukur pada dasarnya sederhana, menerima apa yang diberikan oleh Allah SWT kemudian akhirnya mensyukurinya. Sungguh, apabila kita mensyukuri nikmat rezeki yang diberikan oleh Allah SWT, maka Allah SWT akan menambah-dan-menambah lagi rezeki kita lebih banyak dan lebih banyak lagi.
Semangat Untuk Ikhtiar
Setelah itu semangat untuk ikhtiar, artinya berapa hasil itu bukan urusan manusia. Itu urusan Allah SWT. Tapi, kewajiban untuk bekerja hari ini adalah ikhtiar untuk mendapatkan rezeki di bumi Allah. Alhamdulillah, berapapun rezeki yang kita peroleh pada hari ini kita wajib untuk mensyukurinya.
Coba lihatlah diantara kita masih banyak orang yang mencari rezeki dengan jalan yang haram. Mereka mendapatkan rezeki dengan cara yang buruk, seperti mencuri, merampok, korupsi, riba, dan sebagainya. Apapun yang mereka peroleh dengan jalan yang haram, maka tidaklah mendatangkan keberkahan sedikitpun untuk mereka.
Semakin Anda bersyukur untuk rezeki halal yang Anda terima, maka Allah akan semakin menambah rezeki Anda lebih banyak lagi. Ikhtiar untuk mencari rezeki halal sungguh diberkahi oleh Allah. Gaji yang Anda terima bekerja sebagai pegawai negeri atau karyawan, hasil dari perniagaan, dan jual beli barang yang halal.
Nikmat Rezeki Anda
Manusia sering menyamakan rezeki itu sama dengan pendapatan. Padahal sebenarnya beda. Rezeki itu adalah apa yang Anda nikmati. Dalam suatu hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Rezeki itu ada tiga, yaitu apa yang Anda pakai/kenakan, Apa yang Anda makan, dan Apa yang Anda sedekahkan.” Itulah rezeki Anda. Sedangkan pendapatan, bukan sesuatu yang Anda nikmati. Pendapatan itu adalah apa yang Anda miliki.
Pendapatan itu adalah apa yang Anda miliki. Contohnya, Anda bekerja sebagai pegawai negeri sipil atau karyawan, Anda menerima gaji sebagai imbal jasa bekerja di kantor Anda. Apa bulan depan Anda masih menikmati gaji dari kantor Anda? Jawabnya, belum tentu. Tetapi, ada orang yang pendapatannya sedikit, tetapi rezekinya luar biasa. Mereka tidak perlu stress dengan pekerjaan di kantor, pulang kerja hingga larut malam, tidak bisa bersama dengan keluarga di rumah, dsb.
Sungguh bila kita bersyukur dengan nikmat rezeki yang diberikan dengan bersyukur, Allah SWT akan menambah rezeki Anda lebih banyak lagi. Tidak ada satupun makhluk ciptaan Allah SWT, kecuali Allah SWT menjamin rezekiNya.