Setiap manusia pada dasarnya diberikan fasilitas yang sama oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk mencari ilmu. Memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar serta bagi kehidupan akhirat kelak. Sebuah anugerah terbesar bagi manusia yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala secara sempurna, yaitu belajar di dunia untuk kebahagiaan di akhirat kelak.
Islam telah menjelaskan betapa pentingnya bagi seorang muslim untuk menuntut ilmu. Banyak cara untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Namun yang terpenting adalah sebagai berikut:
Pertama, seorang hamba hendaknya meminta ilmu yang bermanfaat kepada Rabbnya.
Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah, Wahai Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaha: 14). Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita sebuah do’a, “Ya Allah, berilah manfaat ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah sesuatu yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah aku ilmu.”
Kedua, bersungguh-sungguh dan berkeinginan keras dalam mencari ilmu, serta dengan mengharap ridha Allah SWT
Terlebih dalam menuntut ilmu Al-Qur’an dan As-Sunah. Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki telah datang kepada Abu Hurairah, dan berkata “Aku ingin belajar ilmu, dan aku khawatir akan menyia-nyiakannya.” Abu Hurairah menjawab, “Cukuplah jika engkau tidak menyia-nyiakannya.”
Ketika ditanya tentang bagaimana cara memperoleh ilmu, sebagian ahli hikmah mengatakan bahwa cara memperoleh ilmu adalah dengan kemauan keras, senang mendengar dan mencarinya, mengajarkan kepada yang tidak tahu, dan belajar kepada yang tahu. Jika hal itu telah dilakukan, berarti mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya, dan memelihara sesuatu yang telah kita ketahui. Dalam kaitan ini, Imam Syafi’i mengatakan, “Kamu tidak akan memperoleh ilmu, kecuali dengan enam hal: kecerdasan, gemar belajar, sungguh-sungguh, memiliki biaya, bergaul dengan guru, dan perlu waktu lama.”
Ketiga, menjauhi segala larangan dengan bertakwa kepada Allah SWT
Hal ini merupakan faktor terpenting untuk memperoleh ilmu. Allah SWT berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)
Dengan ilmu, seseorang akan mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil. Imam Syafi’i pernah berkata, bahwa ilmu merupakan cahaya Allah, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat (tidak mengikuti perintahNya).
Keempat, tidak sombong dan tidak malu dalam mencari ilmu
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kamu saling jujur dalam ilmu dan janganlah saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu (pengetahuan) lebih berat akibatnya daripada berkhianat pada harta.” (HR. Abu Naim)
Kelima, ikhlas dalam mencari ilmu
Jenjang pendidikan yang diterapkan oleh sistem pendidikan nasional sebagai proses pembelajaran sebaiknya juga diikuti dengan pendidikan akhlak untuk memajukan budi pekerti yang baik untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar.
Sungguh, Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu diantara kalian beberapa derajat.
Keenam, mengamalkan ilmu
Kalau kita telah mempelajari dan memiliki ilmu-ilmu itu, maka kewajiban selanjutnya yang harus ditunaikan adalah mengamalkan segala ilmu itu. Mengamalkan ilmu tersebut sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara yaitu: shodaqoh jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)