Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu institusi yang dihasilkan selama satu periode waktu. Dalam artian yang lain kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi institusi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu institusi.
Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudian mengomunikasikan informasi tersebut. Penilaian yang dilakukan tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan yang berarti dalam menilai kinerja yang dilakukan dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan atau yang biasa disebut perbaikan yang berkelanjutan.
Permasalahan dan Kondisi-kondisi yang Terjadi Dalam Penilaian Kinerja
Pada saat dilakukan penilaian kinerja, ada beberapa permasalahan yang sering ditemui, yaitu:
- Penilaian kinerja yang dilakukan kadang kala bersifat subjektif. Dalam artian, pihak yang menilai kinerja menyimpulkan dan merekomendasikan berdasarkan pandangan dan pemikiran yang dimilikinya.
- Hasil penilaian kinerja yang tidak sesuai dengan yang diharapkan kadang kala akan menimbulkan goncangan psikologis bagi penerima. Yang bersangkutan merasa bahwa hasil dan kenyataan tidak sesuai sehingga hal ini bisa memberi pengaruh pada penurunan kinerja pihak yang bersangkutan.
- Jika metode kinerja yang dibuat adalah bersifat ingin melihat kinerja jangka pendek maka para manajemen institusi akan berusaha menampilkan kualitas kinerja jangka pendek yang terbaik. Hal ini memberi pengaruh negatif pada kinerja jangka panjang yang secara tidak langsung terabaikan. Padahal, suatu institusi harus menyeimbangkan target kinerja jangka pendek dan jangka panjang.
- Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penilaian kinerja tidaklah murah, apalagi bila mengundang tenaga ahli dari luar seperti konsultan.
- Hasil penilaian kinerja akan menjadi bahan masukan para pimpinan. Para manajemen institusi khususnya karyawan akan berusaha menampilkan hasil kerja yang terbaik sehingga lambat laun akan terbentuk budaya yang tidak sehat karena karyawan hanya baik di mata pimpinan bukan dimata sesama rekan kerja. Kondisi ini bisa merusak semangat kerja tim.
- Jika hasil penilaian kinerja dipublikasikan dan para karyawan mengetahui hasil penilaian tersebut secara terbuka maka hal itu bisa menjadi bahan pembicaraan atau gosip yang lambat laun jika tidak diatasi akan menjadi efek bola salju. Apalagi jika hasil penilaian mencantumkan kriteria seperti “kinerja di atas rata-rata, kinerja rata-rata, dan kinerja di bawah rata-rata”. Penilaian seperti ini bisa menimbulkan stres dan bahkan bisa menurunkan motivasi kerja.